Penemuan Harta Karun Pertama Sejak 1960

BeritaHeboh - Ditemukannya beberapa benda antik oleh warga Pasar Batu Kelurahan Sebengkok, yaitu Jumadi, Anwar dan Amril Ismail, kini menjadi perhatian warga Tarakan. Sebab, ketiganya meyakini bahwa benda antik itu adalah harta karun.

Sebab, dari beberapa benda yang mereka temukan, seperti pedang kuno, keris beragam jenis, batu giok, alquran mini berkotak emas, telur yang diyakini berlapis emas, sendok kuningan dan pecahan sarung pedang.

Jika ditelisik dari sejarahnya, Sungai Sebengkok dan Pasar Batu konon merupakan pusat perekonomian Tarakan sejak tahun 1960-1980an.

Di sana menjadi pelabuhan rakyat yang melayani aktivitas bongkar muat satu-satunya di Tarakan pada masa itu. Dan penemuan barang kuno atau antik ini, menjadi yang pertama sejak tahun 1960 bahkan jauh sebelumnya.

Salah seorang warga Tarakan yang cukup dituakan di daerah ini, Idham Khalid menceritakan, menurut cerita yang pernah ia dengar dari ayah dan kakeknya, kawasan Pasar Batu di masa jayanya memang menjadi pusat perekonomian warga Tarakan.

“Memang Pasar Batu itu adalah pusatnya perekonomian di Tarakan pada masa itu. Jadi banyak barang yang masuk dan bongkar muatnya di Sungai Sebengkok itu (sebelum ada pelabuhan Tengkayu),” ujar pria yang lahir 4 Agustus 1960 ini kepada BeritaHeboh.

Dan tidak menutup kemungkinan berbagai aktivitas bongkar muat bisa terjadi di Sungai Sebengkok.

“Banyak yang  bongkar muat sayur, kelapa kopra (kelapa tua), singkong. Banyak juga dulu burung merpati di sana,” tutur Idham yang kini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Tarakan ini.

“Dulu itu Sungai Sebengkok jauh lebih lebar dan dalam dari kondisi yang ada sekarang. Di sana ada toko yang paling tua, yang sekarang jadi toko Muslimin, yang jual martabak. Sama satu toko India. Nah, semua aktivitas jual beli itu yang paling tinggi di sana memang. Kalau tidak ada barang yang dicari biasanya langsung ke Tawau. Soalnya di Tawau lebih banyak dan lebih lengkap barangnya,”  jelasnya kepada BeritaHeboh.

Selain aktivitas bongkar muat dan jual beli, Idham yang juga memastikan Sungai Sebengkok menjadi satu-satunya lokasi sandar kapal di Tarakan sebelum ada pelabuhan Tengkayu dan Malundung.

Sehingga ia menyebutkan ada kemungkinan barang-barang tersebut merupakan peninggalan kerajaan yang kemungkinan jatuh atau sengaja disembunyikan.

Salah satu kerajaan yang disinyalir sebagai mantan pemilik benda-benda kuno ini adalah Kesultanan Bulungan yang merupakan kerajaan terbesar di Kaltara kala itu.

Seperti yang tercatat dalam sejarah, ketika Kesultanan Bulungan dibakar pada tahun 1964, banyak keluarga dan harta kekayaan kesultanan yang dibawa kabur keluar daerah termasuk di antaranya Tarakan.

“Bisa jadi juga kan. Karena Kesultanan Bulungan itukan memang yang terbesar di Kalimantan sejak abad 17. Tapi untuk hal ini saya hanya menduga. Tentu jika pemerintah turun tangan maka ada tim ahli yang dapat mengoreksi kebenaran tersebut,” ujar anak dari pasangan H.Abdus Samad dan Hj.Lana.

Idham juga menyebutkan, selama ia berdomisili di Tarakan sejak tahun 60-an, penemuan ini merupakan penemuan pertama.

“Dari saya kecil sampai sekarang baru ini yang pertama. Bahkan kalau dari cerita-cerita orang tua dulu, sebelum saya lahir pun tidak ada,” sebut anak keenam dari 14 bersaudara ini kepada BeritaHeboh.

Sebagai penduduk setempat, Idham menyarankan agar Pemkot Tarakan segera mengambil sikap. “Seharusnya barang begini cepat diambil pemerintah untuk dipelajari dan tentu harus ada timbal balik bagi penemunya. Benda begini kan bisa jadi barang sejarah, apalagi kita punya museum. Cocok benda ini ditaruh di museum,” pungkasnya kepada BeritaHeboh.

PEMILIK RUMAH KHAWATIR ROBOH KARENA PENGGALIAN

Pasca ditemukannya harta karun para Rabu (27/7) lalu, masyarakat Tarakan dari berbagai wilayah berbondong-bondong melakukan pencarian dan penggalian di Sungai Sebengkok, tempat lokasi penemuan harta karun tersebut.

Terutama saat air sedang surut, puluhan warga yang sebagian besar anak-anak tidak segan turun ke sungai yang bercampur sampah dan lumpur itu untuk mencari barang antik.

Sebagian hanya meraba-raba, tapi sebagian lainnya juga ada yang tidak segan menggali lumpur sungai.

Namun kini, warga sudah dilarang untuk turun ke sungai.

H Ali, pemilik rumah dan rumah makan di atas Sungai Sebengkok itu mengaku risau. “Sudah heboh begini, mereka semua datang gali sungai. Itu pondasi rumah saya kalau nanti mengantung terus ada air besar atau pasang rumah saya roboh bagaimana? Maukah mereka ganti rugi,” keluhnya kepada BeritaHeboh.

Akibatnya, H Ali menetapkan, bagi siapa saja yang ingin mencari harta karun dan terus menggali di sungai, harus menandatangani kesepakatan atau perjanjian jika terjadi sesuatu yang menyebabkan kerusakan pada rumahnya, harus mengganti rugi.

“Jadi sebelum menggali mereka harus tanda tangan dulu,” sebutnya kepada BeritaHeboh.

Selain itu, kekhawatiran malah akan mengundang petaka dan penyakit juga dirasakan oleh Lurah Sebengkok, Arifin. “Faktor keamanannya kalau tidak kita antisipasi kami takutkan malah terjadi insiden buruk. Artinya barang begitu dicari belum tentu bisa dapat. Kayak gitukan rezeki-rezekian. Biar kamu gali kalau memang bukan rezeki mana bisa dapat,” ujarnya yang kemarin mendatangi Jumadi untuk melihat langsung benda temuannya itu.

“Masyarakat yang langsung datang berbondong-bondong mengeruk ini harus dicegah. Karena dari yang punya rumah juga mengkhawatirkan mempengaruhi kekuatan pondasi kayu rumahnya. Takutnya kalau sudah air pasang karena digali-gali itu tadi bisa roboh rumahnya. Seperti yang dibilang oleh H Ali itu, nanti bisa rusak rumahnya,” bebernya kepada BeritaHeboh.

Dikatakan Arifin, pihaknya akan terus memantau perkembangan di sekitar Sungai Sebengkok yang menjadi lokasi penemuan harta karun tersebut.

“Kami berikan juga pemahaman bahwa pengerukan secara masal dan asal itu bisa membahayakan keselamatan, termasuk merusak lingkungan. Apalagi kalau dilihat kondisi sungai penuh sampah dan lumpur itu sangat jorok sekali,” ujarnya kepada BeritaHeboh.

Apalagi yang paling banyak turun ke sungai menggali adalah anak kecil. “Itukan berbahaya bagi kesehatan. Kemarin saya lihat banyak anak kecil turun ke sungai menggali-gali. Kan itu bahaya. Bisa jadi hanyut, atau malah sakit diare apa segala. Air itu kan kotor,” ungkapnya kepada BeritaHeboh.

Untuk pengamanan, kelurahan akan bekerjasama dengan Satpol PP atau Babinsa untuk melakukan pengamanan di sekitar lokasi Sungai Sebengkok. “Saya mengimbau kepada masyarakat agar tidak meneruskan aktivitas mencari dan menggali di sekitar Sungai Sebengkok demi keselamatan dan kesehatan masing-masing. Jangan membuat kehebohan atau kegaduhanlah,” tegasnya kepada BeritaHeboh.

Selain itu, Arifin juga menyebutkan, sebenarnya Sungai Sebengkok ini sedang dalam proyek pembangunan Dinas Pekerjaan Umum. “Ini kan mau kita gali. Dari pemerintah melalui PU ada program pengendalian banjir dimana Sungai Sebengkok ini akan diperlebar sampai ke hulu dan diperdalam. Normalisasi sungai lah. Nanti akan dikeruk,” pungkasnya kepada BeritaHeboh.

Demikianlah akhir cerita BeritaHeboh mengenai berita Penemuan Harta Karun Pertama Sejak 1960. 
Share:

1 komentar:

  1. Indopk Agen Domino 99, Bandar Ceme, dan Poker Online Aman dan Terpercaya
    Cukup Dengan 1 USER ID Anda Sudah Bisa Bermain 6 Game Dalam Situs Kami , Dan Dengan Deposit Minimal Rp 10.000 Anda sudah bisa menjadi jutawan.
    Promo dari indopk :
    Bonus 10% New Member
    Bonus Rollingan 0.5% dibagikan setiap hari Rabu
    Bonus Refferal 20% Seumur Hidup dan Otomatis
    Kunjungi dan dapatkan hadiah menarik dari INDOPK
    Info Lebih Lanjut :
    ::. BBM : 2BA2EB3B
    ::. WA : +6282297638042
    indopk.vip
    indopk.pro
    indopk.xyz
    indopk.zone

    BalasHapus

Cari Blog Ini